Jakarta, Timohh News —
Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemlu RI) telah menyatakan keadaan waspada di beberapa negara di Timur Tengah, antara lain Israel, Palestina, Lebanon, dan Suriah.
Judha Nugraha, Direktur Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri, mengatakan Israel dan Lebanon telah berstatus siaga 1. Sementara itu, Suriah kini berada pada level siaga 3.
Namun, dia mengatakan Suriah saat ini memiliki empat provinsi Tier 1. Keempat provinsi tersebut antara lain provinsi Al Hasakeh, Ar Raqqa, Deir Ezzor, dan Idlib.
“KBRI Damaskus telah menetapkan status waspada 1 untuk empat provinsi di Suriah, yaitu al-Hasakah, al-Raqqa, Deir ez-Zur, dan Idlib. Dengan demikian, keempat provinsi tersebut kami tempatkan pada status waspada 1. Selain itu, (untuk ) Wilayah tersebut “telah disiagakan 3 oleh negara lain, termasuk Damaskus,” kata Judha dalam konferensi pers Kementerian Luar Negeri, Jumat (4/10).
Judha mengatakan jika situasi di Damaskus memburuk, Kementerian Luar Negeri bisa menaikkan statusnya menjadi Siaga 2.
“Kami sedang berpikir untuk menaikkan status (Damaskus) 2 menjadi peringatan,” tambah Judha.
Selain itu, Judha menyebutkan berapa jumlah WNI yang berada di Israel, Palestina, Lebanon, dan Suriah. Menurut dia, saat ini WNI di Israel sebanyak 231 orang, WNI di Palestina sebanyak 4 orang, WNI di Lebanon sebanyak 116 orang, WNI di Iran sebanyak 391 orang, dan di Suriah sebanyak 1.201 orang.
Kementerian Luar Negeri juga memantau situasi di Yaman, khususnya di wilayah yang dikuasai Houthi. Menurutnya, jumlah WNI di Yaman tidak banyak. Namun Judha belum membeberkan jumlah pasti WNI saat ini.
Meski jumlahnya tidak banyak, namun Kementerian Luar Negeri dan KBRI terus melakukan intervensi dan mencegah potensi konflik.
“WNI (Yaman) juga ada, tapi tidak banyak. WNI kita di Yaman sebagian besar tinggal di Hadramaut, yang bukan wilayah yang dikuasai Houthi. Namun, kami sudah mengambil langkah awal terkait hal itu,” Yudha. ditambahkan
Kementerian Luar Negeri juga mengimbau seluruh WNI yang tinggal di Israel, Palestina, Lebanon, Suriah, dan Yaman untuk berhati-hati.
Ia mengimbau WNI untuk tetap berkomunikasi dengan KBRI agar KBRI dapat terus memantau status dan situasi WNI di negaranya.
“Di seluruh perwakilan Indonesia, kami telah membuat saluran grup WhatsApp antara perwakilan Indonesia dan warga negara kami di sini. Jadi, ikuti terus perkembangan yang diberikan oleh perwakilan Indonesia, termasuk tindakan darurat yang diberikan oleh KBRI. Jika ada permintaan evakuasi mohon dipatuhi,” pungkas Judha.
(gas/DNA)