Jakarta, Timohh News —

Pemerintah telah menekankan bahwa mereka tidak akan mengizinkan aplikasi e-commerce Tiongkok, Temu, beroperasi di Indonesia. Namun, apakah aplikasi Temu bisa digunakan di Indonesia?

Belakangan ini, aplikasi Temu menjadi sorotan karena sejumlah pejabat menolak kehadiran platform e-commerce tersebut. Pasalnya, Temu diyakini mampu menghancurkan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).

TIMOHH NEWS kemudian mencoba mencari tahu apakah aplikasi tersebut bisa digunakan di Indonesia. 

Caranya dengan mengunduh atau mengunduh aplikasi tersebut ke ponsel Anda melalui layanan Google Play Store. Hingga Rabu (10 Februari), aplikasi tersebut telah diunduh lebih dari 100 juta orang di seluruh dunia.

Aplikasi ini kabarnya sudah bisa diunduh di Indonesia. Saat dibuka, halaman beranda aplikasi ini menampilkan sejumlah barang yang dijualnya.

Untuk mulai menggunakan aplikasi ini, pengguna harus mendaftarkan email dan nomor ponselnya. Namun aplikasi ini belum menyediakan opsi nomor telepon untuk pengguna Indonesia sehingga tidak bisa digunakan di Indonesia.

Aplikasi ini juga belum terdaftar di laman Penyelenggara Sistem Elektronik (PSE) Kominfo. Sesuai aturan, setiap aplikasi harus mendaftar sebagai penyedia sistem elektronik agar dapat beroperasi di Indonesia.

Sebelumnya, Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi menegaskan aplikasi Temu tidak mendapat tempat di Indonesia. Platform e-commerce dinilai menjadi ancaman serius yang bisa ‘membunuh’ UKM.

“Kami masih melarang [Tema] beroperasi di Indonesia. Dia akan menghancurkan usaha kecil dan menengah kita jika kita membiarkannya,” kata Budi Arie, Selasa (10/1) di Kantor Komunikasi dan Informatika, Jakarta.

Budi menegaskan, Temu tidak akan bisa masuk ke pasar Indonesia karena mengancam ekosistem UMKM Indonesia. Pasalnya, platform belanja online ini menghubungkan langsung konsumen dengan produsen.

Artinya, tidak ada lagi reseller, anak perusahaan, dan pihak ketiga dalam rantai pasok sehingga semakin berbahaya bagi UKM. Selain itu, harga yang ditawarkan aplikasi ini juga terlalu murah.

“Pertemuan tidak mungkin dilakukan karena merugikan ekosistem khususnya UKM Indonesia,” jelas Budi.

“Kita tidak akan beri kesempatan padanya. Masyarakat akan rugi, kita ingin menjadi ruang digital untuk menjadikan masyarakat produktif dan apa tujuannya masyarakat kehilangan keuntungan lebih banyak,” lanjutnya.

Temu adalah aplikasi yang didukung oleh perusahaan China PDD Holdings yang berbasis di Boston, Amerika Serikat (AS).

Sama seperti platform e-niaga lainnya, aplikasi ini memungkinkan pengguna menelusuri dan membeli produk dari berbagai kategori, termasuk elektronik, peralatan rumah tangga, pakaian, dan aksesori. Namun Temu terhubung langsung dengan 80 pabrik di China.

Aplikasi ini tersedia untuk diunduh gratis dan digunakan di perangkat Android dan iOS.

(tim/dmi)