Jakarta, Timohh News –
Ketua Ikatan Motor Indonesia (IMI) Bambang Sosato (Bamsot) mengajak masyarakat kelas menengah untuk membeli produk-produk terkait otomotif.
Hal itu disampaikan Bamsot pada pameran Indonesia Modification Expo (IMX), Jumat (4/10), ICE, BSD, Banten.
Pertama dia berbicara tentang 160 juta unit mobil umum di jalan raya. Ia kemudian menjelaskan, 60 persen pemilik mobil merupakan masyarakat kelas menengah yang berpenghasilan antara Rp2,5 hingga Rp6,5 juta.
Bamsot kemudian mengajak masyarakat kelas menengah untuk berbelanja upgrade mobil
“Total 160 juta mobil, 20 juta mobil pribadi, ada pasar bagus yang terbuka bagi kami di sini. Kelas menengah sekitar 60 persen, berpenghasilan 2,5 hingga 6,5 juta per bulan. Tujuan kami di sini adalah untuk mendukung hobi mereka dan menggunakannya untuk kepentingan mereka. hobi,” katanya.
Kelas menengah merupakan kelompok sosial yang terletak di antara kelas pekerja dan kelas atas, dengan pendapatan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan membeli barang-barang mahal.
Ajakan berbelanja bukan menjadi alasan pilihan kelas menengah untuk merombak Bamsot memperkirakan bisnis tersebut mendorong kewirausahaan kelas menengah, khususnya kaum muda.
Kita bergantung pada bisnis kreatif untuk masa depan. Bahkan ketika bisnis lain terpuruk, kreativitas anak-anak muda ini mampu menjalankan bisnis rata-rata,” ujarnya.
Kelas menengah menjadi berita baru-baru ini karena penurunannya dari tahun 2019 hingga 2024.
Meningkatnya daya beli masyarakat kelas menengah menjadi peringatan bagi perekonomian negara Pasalnya, pertumbuhan ekonomi Indonesia terutama ditopang oleh konsumsi domestik
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat rata-rata jumlah penduduk pada tahun 2019 mencapai 57,33 juta jiwa atau 21,45 persen dari total penduduk. Sejak itu angka tersebut turun menjadi 53,83 juta atau 19,82 persen.
Jumlah kelas menengah juga akan berkurang menjadi 48,27 juta atau 17,44 persen ?
Kriteria kelas menengah adalah individu yang pendapatannya 3,5 – 17 kali garis kemiskinan Bank Dunia atau Rp2.040.262 – Rp9.909.844 per bulan.
Sedangkan kriteria pengeluaran rata-rata adalah 1,5 – 3,3 kali garis kemiskinan atau Rp874.398 – Rp2.040.262.
Pasca pandemi, pada pertengahan jumlah penduduk dan persentasenya mulai berkurang, sebaliknya jumlah penduduk dan persentasenya rata-rata meningkat, kata Direktur Jenderal BPS Amalia Adininger Vidasanti, Rabu (20/8). . (bisa/fea)