XL Uji Face Recognition buat Registrasi SIM Card, Simak Kelebihannya

Jakarta, Timohh News –

Operator Seluler XL sedang menguji metode pengenalan wajah untuk registrasi kartu SIM. Apa manfaatnya?

Chief Corporate Affairs XL Axiata Marwan O. Basir mengatakan, pihaknya tengah menguji coba sistem pengenalan wajah atau Proof of Concept (POC) yang akan diterapkan pada proses registrasi kartu SIM pada dua pekan lalu.

Meskipun sistem baru ini mungkin memerlukan sosialisasi, XL yakin sistem ini akan lebih efisien untuk registrasi kartu SIM.

“Alatnya tidak hanya ada di gerai, tapi di gawai, masyarakat bisa membaca wajahnya, dan kita verifikasi dengan menjatuhkannya ke Dukapil, jawabannya verifikasi selesai ya. Lebih hemat, jadi tidak ada gunanya. data pribadi masyarakat,” kata Marwan pada kesempatan perayaan tersebut.

Marwan memiliki gambaran tentang sistem pendaftaran.

Pengguna dapat mengunjungi outlet operator seluler tersebut untuk melakukan registrasi. Di sana, pengguna akan memberikan KTP-nya kepada petugas sambil memindai wajahnya.

KTP yang dikeluarkan petugas akan dicocokkan dengan data yang ditampilkan di layar, hasil scan wajah.

“Nomor NIK dan KK akan muncul setelah pengenalan wajah. Langsung dicatat,” kata Marwan.

Marwan mengatakan, registrasi kartu SIM dengan pengenalan wajah akan memberikan dampak positif baik bagi industri maupun pelanggan.

Bagi industri, registrasi memberikan akurasi yang lebih baik, sehingga tidak ada lagi data pengguna yang salah. Bagi pelanggan, registrasi pengenalan wajah memberikan kepastian hukum.

“Masyarakat harus pakai muka saya untuk verifikasi. Ags misalnya yang CTP-nya dipinjam, tidak bisa. Harusnya muka Ags ada di sana,” kata Marwan yang menjabat Sekretaris Asosiasi Penyelenggara Telekomunikasi Indonesia yang juga berprofesi sebagai jenderal . (ATSI).

Tidak banyak yang bisa dibagikan mengenai perbincangan mengenai registrasi kartu SIM dengan metode biometrik.

Namun Marwan berharap mekanisme pendaftaran hanya berlaku bagi pengguna baru, bukan pengguna lama yang jumlahnya mencapai jutaan.

Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa pembelajaran utama dari penerapan metode ini adalah sosialisasi.

“Jadi setelah POC itu ada aturannya, kita kasih waktu sosialisasi, baru efektif. Sekarang masih di tingkat POC. Soal kapan efektif itu ada di aturan,” kata Marvan. . (lumpuh/dmi)

Related Posts

Google Buat Tool AI yang Bisa Bantu Riset Mendalam

Jakarta, Timohh News — Google baru saja memperkenalkan alat AI baru, Deep Research, yang memungkinkan pengguna menggunakan bot Gemini untuk menjelajahi web dan menulis laporan terperinci berdasarkan temuannya. Deep Research…

Komdigi Akan Gelar Audit Internal Imbas Kasus Pegawai Bekingi Judol

Suleiman, Timohh News — Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Omin Komdigi) Nizar Patria memastikan audit internal akan dilakukan menyusul ditangkapnya puluhan pegawai yang diduga pengelola situs taruhan online (Jodol). Karyawan…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You Missed

Hasil Liga 1: PSIS 2 Kartu Merah, Persija Menang 2-0

  • By editor
  • Januari 22, 2025
  • 1 views
Hasil Liga 1: PSIS 2 Kartu Merah, Persija Menang 2-0

Jangan Disalahkan, Ini Alasan Perempuan Suka Memalsukan Orgasme

  • By editor
  • Januari 22, 2025
  • 2 views
Jangan Disalahkan, Ini Alasan Perempuan Suka Memalsukan Orgasme

3 Alternatif Garam Dapur yang Lebih Menyehatkan, Kaya Nutrisi

  • By editor
  • Januari 22, 2025
  • 2 views
3 Alternatif Garam Dapur yang Lebih Menyehatkan, Kaya Nutrisi

Bandara di AS Heboh Ada Penumpang Naik ke Sayap Pesawat

  • By editor
  • Januari 22, 2025
  • 3 views
Bandara di AS Heboh Ada Penumpang Naik ke Sayap Pesawat

7 Contoh Sedekah selain Uang yang Bermanfaat dan Bernilai Pahala

  • By editor
  • Januari 22, 2025
  • 3 views
7 Contoh Sedekah selain Uang yang Bermanfaat dan Bernilai Pahala

Kenapa Indonesia Tidak Ada Salju?

  • By editor
  • Januari 22, 2025
  • 4 views
Kenapa Indonesia Tidak Ada Salju?