Jakarta, Timohh News —
Telkom Indonesia menjelaskan bagaimana penerapan kecerdasan buatan (AI) memberikan dampak positif terhadap bisnis, mulai dari proses internal hingga layanan yang dihadapi pengguna.
“Bagaimana kita menggunakan AI ini di dalam perusahaan? Jadi sudah terbukti bahwa AI ini bisa membawa efisiensi dan produktivitas yang lebih baik, tidak hanya bagi perusahaan tapi juga untuk pengelolaan sumber daya manusia, keuangan, tetapi juga proses-proses sebelumnya yang membutuhkan sentuhan teknologi. , “yang menjadikannya lebih ringan dan efisien,” kata Komang Budi Aryasa, Executive Vice President Digital Business and Technology Telkom pada konferensi INFINITE 2024 di Telkom, Jakarta, Rabu (30/10).
Komang mencontohkan beberapa implementasi AI di perusahaannya, seperti penggunaan ChatGPT untuk layanan pelanggan oleh Agen Veronica di Telkomsel dan Indibiz di Telkom.
Dengan mengintegrasikan ChatGPT dengan kedua layanan ini, kata Komang, pengguna tidak hanya dapat menanyakan permasalahannya, tetapi juga menjelajahi layanan dan melihat produk dengan lebih mudah.
Komang mencontohkan bagaimana penerapan AI membantu tim pengembangan internal. Tim pengembang saat ini yang melakukan pengkodean dengan AI mengalami peningkatan efisiensi sekitar 20-30%.
Efisiensi ini berarti pengembang dapat melakukan lebih banyak pekerjaan coding.
“Kami sekarang telah memungkinkan semua pengembang kami untuk menggunakan otomatisasi pengkodean untuk memudahkan mereka membuat kode, mempercepat, dan menemukan bug lebih cepat,” jelasnya.
Berikutnya, Komang juga mencontohkan bagaimana penerapan AI memudahkan proses analisis hukum dan dokumen. Menurutnya, penggunaan AI di bidang ini mempercepat proses legal drafting dan meningkatkan produktivitas karyawan serta efisiensi bisnis.
Biaya investasi AI
Direktur Pengembangan Bisnis Telkom Group Honesti Basyir mengatakan penerapan AI di Telkom Group cukup besar untuk menjawab tantangan masa depan.
Peningkatan kapabilitas AI Telkom Group dilakukan melalui berbagai pengembangan teknologi yang difokuskan pada pengembangan berbagai solusi digital yang disesuaikan dengan kebutuhan pasar, sehingga mampu mengatasi tantangan ke depan, ujarnya. dalam acara yang sama.
Namun biaya investasinya tidak terlalu tinggi karena mereka bermitra dengan raksasa teknologi dan tidak sepenuhnya mengembangkan AI dari awal.
“Jadi kami sangat besar dalam menciptakan banyak kasus penggunaan AI, namun bukan berarti kami menginvestasikan semuanya sendiri untuk bekerja sama dengan raksasa teknologi, misalnya Microsoft, Google, serta beberapa startup yang lebih fokus. pada industri vertikal,” kata Honesti.
Honesti mencontohkan belanja modal (Capex) di salah satu anak usahanya, Infomedia, hanya 2 hingga 3 persen.
Hal ini dimungkinkan karena penerapan AI disesuaikan dengan use case, misalnya untuk menyempurnakan proses dokumen, hukum, pengadaan, sumber daya manusia, dan rekrutmen.
“Tapi menurut saya tidak masalah dilakukan di mana, karena kita belum sampai LLM kan? Kita akan lebih fokus pada use case-nya, investasinya akan lebih terukur,” ujarnya. (lom/dmi)