Jakarta, Timohh News —
Hamas menyebut usulan gencatan senjata di Gaza sebagai “tabir asap” atau tipuan Israel. Sebab, usulan tersebut tidak mencakup diakhirinya serangan atau penarikan tentara Israel dari Gaza.
Seorang anggota senior Hamas, Izzat al-Rishk, mengatakan proposal gencatan senjata baru-baru ini tidak mencakup diakhirinya serangan Israel.
“Kami terlibat secara positif dalam setiap proposal dan gagasan yang menjamin penghentian agresi dan penarikan pasukan [Israel] dari Gaza,” kata Rishk, menurut Anadolu.
Rishk menuduh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menggunakan perundingan itu sebagai “kedok untuk melanjutkan agresi.”
“Di Lebanon, peran yang dimainkan antara pendudukan dan pemerintah Amerika, sama seperti di Gaza,” kata Rishk.
Selasa lalu, Hamas menanggapi permintaan mediator untuk membahas proposal gencatan senjata terbaru.
Upaya mediasi yang dipimpin Amerika Serikat (AS), Mesir, dan Qatar sejauh ini gagal mencapai gencatan senjata. Namun, AS tetap yakin bahwa pembunuhan pemimpin Hamas Yahya Sinwar yang dilakukan Israel dapat membawa kemajuan dalam negosiasi.
Namun Hamas menegaskan konflik hanya akan berakhir jika Israel menghentikan operasinya.
Hingga 7 Oktober 2023, serangan Israel telah menewaskan lebih dari 43.000 warga Gaza, Palestina. Sebagian besar korban adalah warga sipil. (ashar/ashar)