Jakarta, Timohh News —
Tentara Suriah telah kehilangan kendali atas kota Daraa. Ini merupakan pukulan telak bagi pemerintahan Presiden Bashar al-Assad setelah kelompok pemberontak Hayat Tahrir al-Sham (HTS) merebut sejumlah kota.
Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia mengatakan: “Fraksi lokal telah menguasai lebih banyak wilayah di provinsi Daraa, termasuk kota Daraa. Mereka [HTS] telah menguasai 90% provinsi tersebut, karena tentara Suriah terus mundur”.
Daraa dikenal sebagai “tempat lahirnya revolusi” pada awal perang saudara di Suriah. Sedangkan provinsi Daraa berbatasan dengan Yordania.
Sejak serangan yang dilancarkan kelompok pemberontak pada 27 November, pemerintah Suriah telah kehilangan kota Aleppo dan Hama.
Di Hama, pasukan pemberontak juga mengumumkan bahwa mereka telah membebaskan tahanan mereka.
Pasukan pemberontak juga menyerbu gerbang Homs pada Jumat (12 Juni). Homs adalah kota terbesar ketiga di Suriah.
Pemimpin HTS Abu Mohammed al-Jolani mengatakan tujuan utama serangan itu adalah untuk menggulingkan Assad.
“Ketika kita berbicara tentang tujuan, tujuan revolusi tetaplah untuk menggulingkan rezim,” kata al-Jolani kepada CNN. Kami mempunyai hak untuk menggunakan segala cara yang tersedia untuk mencapai tujuan tersebut.”
HTS kini diperkirakan menguasai wilayah seluas 20.000 kilometer persegi, atau hampir tujuh kali lipat wilayah yang dikuasainya sebelum serangan dimulai.
Selain itu, Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI juga menyatakan status siaga di beberapa wilayah konflik di Suriah dan menyiapkan rencana darurat bagi Warga Negara Indonesia (WNI).
Keadaan siaga telah diumumkan di delapan provinsi: Aleppo, Idlib, Hama, Daraa, Dier Zour, Raqqa, Hasaka dan Suwaida.
Amerika Serikat juga melakukan hal yang sama. Departemen Luar Negeri AS telah meminta warga negaranya di Suriah untuk meninggalkan negara itu sesegera mungkin. (ashar/asar)