Jakarta, Timohh News –
Diprediksi bahwa Khaled Meshel akan menjadi pemimpin Hamas baru setelah Israel membunuh Yahya Sinwar di Gaza pada hari Rabu (16,10) minggu lalu.
Pria yang menjabat sebagai kepala kantor politik Hamas sebelumnya adalah kandidat yang kuat untuk menjalankan milisi Palestina.
Namun, Mashal diduga menolak untuk menggantikan Sinwar karena alasan kesehatan.
Tapi sejauh ini belum ada konfirmasi langsung dari Michel tentang pembatalan, mengutip New Arab.
Sebelumnya, kantor berita Rusia Tass, merujuk pada surat kabar LBCI LBCI, mengumumkan pada hari Jumat (18,10) bahwa Meshel menjadi pemimpin Hamas sementara, menggantikan Sinwar.
“Sumber -sumber telah mengkonfirmasi bahwa Meshel telah mengambil alih peran sebagai pemimpin Hamas sementara,” lapor Tass.
Laporan media juga menyatakan bahwa Michel bertanggung jawab untuk berkomunikasi dengan partai -partai utama yang terlibat dalam percakapan pembebasan para tahanan Israel.
Sementara itu, Hamas melakukan banyak percakapan dengan pejabat tertinggi untuk menentukan siapa yang akan menggantikan Yahya Sinwara.
Selain Michel, ada beberapa kandidat lain yang juga diprediksi sebagai penerus Sinwar di Hamas Supreme Leader. Salah satunya adalah Mohammad Darwish atau Abu Omar Hassan. Sam Darwish saat ini menjabat sebagai kepala “Hamas Shura Council”.
Diprediksi bahwa Darwish akan menjadi pengganti Ismail Haniyeh ketika dia terbunuh di Teheran, Iran, pada Juli 2024. Namun, rencananya gagal karena Hamas memilih Sinwar untuk menggantikan Haniyeh.
Wakil pemimpin Hamasa Khalil al-Hayy juga merupakan kandidat potensial untuk menggantikan Sinwar. Haya saat ini dikerahkan ke Gaza untuk memantau penduduk dan mendorong gangguan api di wilayah tersebut.
Selain nama -nama di atas, ada nama -nama lain yang terdaftar sebagai kandidat untuk pemimpin Hamas tertinggi. Beberapa dari mereka, seperti perwakilan yang lebih tinggi dari Hamas, Mohammed Zadal dan kepala pertama Kantor Politik Hamas, Muse Abu Marzul.
(Gas/DNA)