Jakarta, Timohh News —
Lebanon telah menjadi hotspot di Timur Tengah akibat konflik antara Israel dan milisi Hizbullah. Selama perang, Lebanon mampu membentuk beberapa kelompok, termasuk Najib Mikati.
Mikati adalah seorang jenderal yang memegang posisi Perdana Menteri Lebanon. Sebelum menjabat kepala pemerintahan, ia dikenal sebagai pengusaha sukses dan pendiri lembaga keuangan M1 Group.
Pada Sabtu (10 Desember), Forbes mematok kekayaan bersih Najib sebesar USD 2,8 miliar atau Rp 43,59 triliun (perkiraan nilai pasar Rp 15.569 per dolar AS).
Menurut berbagai sumber, pria ini bernama lengkap Muhammad Najīb Azmī Mikati, lahir di Tripoli, Lebanon pada tanggal 24 November 1955. Ia dibesarkan dalam keluarga Muslim Sunni.
Berdasarkan profil Britannica, keterlibatan Mikati di dunia bisnis tak lepas dari peran sang kakak, Taha Mikati. Pada tahun 1967, Taha mendirikan perusahaan konstruksi di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab. Perusahaan ini berkembang pesat di tengah boomingnya pasar real estat di wilayah tersebut.
Pada tahun 1978, Taha kembali ke Beirut. Mikati yang saat itu meraih gelar MBA dari American University of Beirut memutuskan untuk berbisnis bersama kakaknya.
Pada tahun 1982, kedua bersaudara ini mendirikan perusahaan telekomunikasi yang menyediakan layanan telepon satelit. Bisnis ini menguntungkan pada masa perang saudara yang dimulai pada tahun 1975-1990.
Kemudian, pada tahun 1984, keduanya mendirikan Investcom untuk menyediakan layanan telepon seluler ke beberapa negara berkembang.
Selama lebih dari dua dekade, Mikati bersaudara telah berkembang pesat di industri telekomunikasi. Kemudian, pada tahun 2009, mereka memutuskan untuk menjual Investcom ke perusahaan MTN Amerika Selatan seharga 3,6 miliar USD.
Setelah itu, keduanya mendirikan Grup M1, menjadi perusahaan saham gabungan yang menjalankan bisnis di berbagai bidang mulai dari investasi, keuangan, real estate hingga energi.
Selain menjadi pemegang saham utama M1 Group, Mikati juga memiliki mayoritas MTN Group dan merek mewah Faconnable. Ia tercatat memiliki beberapa properti di London, New York, dan Monaco.
Lanjutkan di halaman berikutnya…