Jakarta, Timohh News —
Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim pun mengomentari utusan khusus Presiden Prabowo Subiant dan dosen Miftah Maulana alias Gus Miftah yang mengejek penjual es teh.
Ejekan Miftah beredar di media sosial dan menjadi sorotan publik selama beberapa hari terakhir.
Pernyataan Anwar itu disampaikan saat menghadiri rapat anggaran bulanan Kementerian Keuangan di Malaysia. Dalam pertemuan tersebut, dia menyebut sikap Miftah sebagai orang yang mengaku tahu agama tidak pantas.
“Ini adalah contoh arogansi dan arogansi yang terkadang hanya terjadi di kalangan orang yang tidak mengenal agama dan tidak mengetahui sopan santun,” ujarnya seperti dikutip New Straits Times (5/12), Kamis.
“Yang paham agama, ngomongin Islam, agama, salat dan sunnah, kalau ngomongnya menghina (sombong juga),” imbuhnya.
Anwar juga membeberkan kemampuannya menonton video yang sedang viral di media sosial Indonesia.
Ia mengaku mendapat pesan tersebut dari seorang rekannya di Indonesia. Anwar memiliki hubungan dekat dengan berbagai pejabat dan tokoh di negeri ini.
“Saya lihat dikirim oleh teman saya di Indonesia. Rasanya aneh. Istimewa sekali,” kata Anwar dalam video yang diposting di YouTube.
Selain itu, Anwar mengatakan, yang menjual es teh termasuk golongan masyarakat miskin. Anggaran nasional yang dibahas harus efektif bagi orang-orang seperti itu.
Namun, orang-orang yang memahami iman tertawa dan mengejek dengan maksud yang paling menyinggung.
Anwar juga menyoroti kemarahan Presiden Indonesia Prabowo Subianto setelah video Miftah viral.
Perbuatannya menimbulkan banyak kemarahan masyarakat hingga Presiden Prabowo Subianto memberikan pernyataan yang sangat tegas dan akhirnya datang ke rumah dealer Kia dan meminta maaf, ujarnya.
Ejekan Miftah terhadap penjual es teh terjadi di sebuah acara keagamaan di Magelang, Jawa Tengah.
Saat itu, penjual es teh itu mengejeknya saat meminta membeli dari penjual tersebut.
“Es tehmu enak nggak? Masih? Yo kono didol (es tehnya masih banyak? Iya, dijual di sana), idiot,” ujar Miftah dalam video yang viral.
“Dol en ndisik, ngko lak rung payu yo wes, takdir (Jual dulu, nanti kalau masih tidak laku ya takdir,” imbuhnya).
Pernyataannya tersebut menuai kritik dan tudingan dari berbagai kalangan. Masyarakat mengeluhkan ucapan tersebut tidak seharusnya datang dari wakil khusus presiden atau guru.
Setelah viral, Kantor Kepresidenan RI menegur Miftah melalui Sekretaris Kabinet Tedi Indra Wijaya.
Usai ditegur Miftah, pengawalnya dan iring-iringan mobil melaju menuju penjual es teh. Dia kemudian langsung meminta maaf. (isa/bac)