Jakarta, Timohh News —
Pembatasan subsidi bahan bakar perlite yang sebelumnya direncanakan pemerintah mulai 1 Oktober tidak berlaku. Pada Selasa (1/10), perusahaan penyedia energi milik negara, Pertamina, justru menurunkan harga produk nonsubsidinya.
Berdasarkan keterangan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Bahlil Lahadalia, laporan pembatasan perlite yang akan berlaku mulai 1 Oktober sudah tersebar luas sebelum September. Namun, sejak pertengahan September lalu, Bahlil sudah mengindikasikan penundaan eksekusi.
“Masih belum terasa. Masih belum terasa,” kata Bahlil, Jumat (20/9) di Jakarta.
Untuk saat ini, pembatasan Pertalite kabarnya masih dinegosiasikan, salah satunya adalah kriteria penerima. Kriteria pengguna BBM bersubsidi dibahas berdasarkan jenis kendaraan dan kapasitas mesin, namun ada kelebihan dan kekurangannya.
Meski belum ada pernyataan resmi pemerintah hari ini terkait pembatasan Pertalite, nyatanya Pertamina telah mengurangi jumlah BBM nonsubsidi yang berlaku di seluruh wilayah.
Harga BBM Pertamax per daftar harga Rp 12.950 di website MyPertamina.
Pertamax Turbo diubah dari Rp 13.250 menjadi Rp 14.475 per liter. Sedangkan Pertamax Green turun Rp95 menjadi Rp12.700 dari Rp13.650 per liter sebelum harga naik.
Bahan bakar solar nonsubsidi seperti Dexlite dan Pertamina Dex masing-masing Rp 12.700 dan Rp 13.150 per liter.
Partalite berharga Rp10.000 per liter, sedangkan bahan bakar bersubsidi lainnya, biosolar, berharga Rp6.800 per liter.
(peri/peri)