Jakarta, Timohh News —
Indeks Harga Gabungan (IHSG) ditutup pada level 7.496 pada Jumat (4/10) sore. Indeks saham turun 0,63 persen dan melemah 47,73 poin.
Head of Literacy and Customer Education Kiwoom Sekuritas Indonesia Oktavianus Audi memperkirakan IHSG akan bergerak, namun melemah setelah akhir pekan lalu.
Ia memperkirakan IHSG akan mencapai support di 7.428 dan resistance di 7.571.
“Indikator MACD menunjukkan tren pelemahan yang masih berlanjut. Secara online, RSI menunjukkan penurunan dan mendekati zona oversold,” kata Audi kepada TIMOHH NEWS.
Menurut dia, banyak faktor yang mempengaruhi perilaku IHSG pada pekan ini, terutama dari luar negeri. Pertama, ketegangan geopolitik yang terjadi di Timur Tengah terus menjadi tekanan bagi pasar karena menimbulkan ketidakpastian global.
Kedua, melemahnya nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS menambah ketidakstabilan kondisi dalam negeri, ujarnya.
Ketiga, pergerakan IHSG juga akan dipengaruhi oleh stimulus yang diberikan oleh pemerintah China, yang dalam mendorong pendapatan pusat kota Shanghai mengalami peningkatan terbesar dalam satu hari sejak tahun 2008 dan meningkat sebesar 8,06 persen dalam seminggu.
Sehingga berpotensi merangsang aliran lanjutan dari IHSG, tercatat ada outflow sebesar Rp4,85 triliun, jelasnya.
Namun Audi melihat masih banyak sektor yang masih berada di atas atau di bawah ekspektasi di atas dalam kondisi saat ini sehingga patut dijadikan bahan perbandingan. Diantaranya adalah sektor energi, kesehatan, dan bahan baku.
Hal ini disebabkan adanya beberapa penguatan harga bahan baku energi (minyak mentah dan batu bara) dan investor mencari tindakan defensif di tengah meningkatnya ketidakpastian, jelasnya.
Sementara itu, sektor-sektor yang harus dihindari karena diperkirakan akan mendapat tekanan adalah saham-saham yang termasuk dalam kategori siklis, seperti konsumsi diskresi dan industri.
Oleh karena itu, Audi merekomendasikan saham-saham dengan analisa teknikal yaitu PGAS, PGEO dan SILO.
Sementara itu, Associate Director PT Jasa Utama Capital Sekuritas Hadrian Maynard Taslim melihat IHSG terus terkoreksi pada akhir perdagangan pekan lalu.
“IHSG ditutup di bawah level support psikologis 7.500 sehingga memberikan potensi koreksi lanjutan. IHSG memiliki support yang lebih rendah di area MA200 di level 7.277, namun IHSG berpotensi masih sebaliknya, terutama dari sektor bahan baku yang harganya menguat,” jelasnya.
Menurut dia, dari dalam negeri, faktor yang mempengaruhi pergerakan IHSG adalah data perlambatan ekonomi yang menunjukkan deflasi selama lima bulan berturut-turut, data PMI yang berada di bawah level 50, dan data tingkat pengangguran. itu terus berlanjut. Selain itu
“Investor menantikan rilis data cadangan devisa Indonesia, selain mencermati situasi politik Tanah Air terkait pemilihan kepala daerah dan pergantian pemerintahan pada 20 Oktober 2024, baik pelantikan kabinet baru maupun kebijakan mendesak dari pemerintah. negara. Pemerintahan baru Investor menaruh perhatian pada pasar modal,” jelasnya.
Selain itu, investor juga akan menunggu laporan keuangan emiten triwulan ketiga pada Oktober 2024. Pelaku pasar juga menunggu dampak relaksasi peraturan akuntansi margin POJK 6 pada tahun 2024 dan diharapkan OJK dapat melakukan hal tersebut. meningkatkan likuiditas di pasar modal.
Sentimen eksternal berupa pergerakan harga komoditas dan dampak meningkatnya ketegangan geopolitik di Timur Tengah. Faktor lainnya adalah efek pergantian perdana menteri Jepang yang pro moneter dan stimulus besar yang menyebabkan keluarnya investor asing dari pasar modal dalam negeri.
Selain itu, data inflasi AS juga dapat berdampak besar terhadap kebijakan The Fed selama sisa tahun 2024 untuk mempertahankan suku bunga atau memangkasnya kembali sebelum tahun 2024, kata Hadrian.
Hadrian melihat sektor-sektor yang bisa dikonsolidasi karena berpotensi menguat, yakni kesehatan, infrastruktur, dan energi. Sedangkan sektor yang masih bearish untuk diwaspadai adalah teknologi, keuangan, dan properti.
Saham rekomendasi Hadrian untuk dipetik minggu ini adalah PGAS, PGEO dan SMGR.
(lagi)