Jakarta, Timohh News –
Israel mengebom markas intelijen milisi Hizbullah di ibu kota Lebanon, Beirut, pada Kamis (3/10) malam waktu setempat.
Pasukan Israel juga menargetkan kepala komite eksekutif dan calon pemimpin Hizbullah, Hashem Safidene. Ia digadang-gadang menjadi penerus Hassan Nasrallah yang terbunuh oleh rudal Israel.
Sumber yang dekat dengan Hizbullah mengatakan, Israel melakukan 11 serangan berturut-turut terhadap markas milisi.
Saksi mata di Beirut dan sekitarnya juga mendengar ledakan keras yang mengguncang gedung-gedung.
Sekitar satu jam kemudian, beberapa ledakan terdengar dari selatan Beirut.
Salah satu rekaman menunjukkan bola api besar membubung dari area sasaran, asap tebal segera keluar, dan pelaku pembakaran melakukan tembakan.
Serangan tersebut merupakan salah satu yang terkuat sejak Israel menyerang Lebanon dalam dua minggu terakhir.
Sebelum Israel melancarkan serangan terhadap pangkalan Hizbullah, mereka mengusir warga Lebanon.
“Anda dekat dengan target dan kepentingan Hizbullah. Tentara Israel akan bekerja melawan mereka dalam waktu dekat,” kata juru bicara militer Israel Avichi Adrei.
Selain serangan terhadap markas intelijen Hizbullah, Israel juga menyerang sasaran di Hashem.
Tiga pejabat Israel membenarkan bahwa pasukan Zionis melakukan serangan di Beirut dengan sasaran Hashem.
Hashim merupakan sosok penting pengganti Nasrallah. Dia terbunuh dalam serangan udara Israel di Beirut pekan lalu.
Para pejabat Israel mengatakan dia berada di bunker bawah tanah di markas Hizbullah, seperti dikutip oleh Axios.
Namun, belum ada kabar apakah Hashem tewas dalam serangan tersebut.
Israel gencar menyerang Lebanon sejak beberapa pekan terakhir. Mereka bahkan membiarkan invasi tersebut, dengan alasan bahwa mereka hanya menyerang fasilitas Hizbullah.
Namun, pasukan Israel juga menyerang kamp pengungsi di Lebanon selatan, menewaskan 10 orang.
(Isa/RDS)