Jakarta, Timohh News —
Pandemi Covid-19 rupanya memberi angin segar bagi sebagian pekerja. Angin segar inilah yang dikenal dengan konsep bekerja dari rumah alias WFH.
Hingga saat ini masih banyak perusahaan yang menerapkan konsep ini karena berbagai alasan.
Seiring dengan maraknya penerapan WFH, muncul pertanyaan penting: Apakah WFH bisa menjadi solusi efektif untuk meningkatkan kesehatan mental pekerja? Rumah Sakit Pandak Indah (RSPI) Bintaro Jaya Jane Psikolog Cindy Linardi mengatakan WFH menjadi salah satu solusi di masa pandemi. Terjadi di Indonesia. WFH banyak digunakan untuk menjaga kelangsungan kerja dalam situasi darurat dan memberikan beberapa manfaat penting. Salah satunya adalah dengan bekerja dari rumah, pekerja dapat mengurangi waktu dan stres dalam perjalanan ke kantor.
“Perjalanan dari rumah ke kantor dan sebaliknya berdampak pada kesehatan mental pekerja. Dengan WFH berpotensi meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan mereka,” kata RSPI dalam wawancara eksklusif dengan TIMOHH NEWS. Kamis (10/10). Selain itu, menurut Jane, fleksibilitas yang ditawarkan dengan bekerja dari rumah memungkinkan pekerja untuk lebih menyeimbangkan komitmen profesional dan pribadinya. Namun bukan berarti bekerja dari rumah selalu merupakan pekerjaan yang baik. Bekerja dari rumah bukanlah solusi yang tepat bagi semua pekerja. Beberapa pekerja mungkin memerlukan struktur yang lebih kaku dan interaksi tatap muka agar dapat bekerja secara efektif. Beberapa jenis pekerjaan juga lebih cocok untuk lingkungan kantor yang terstruktur.
Selain itu, bekerja dari rumah tidak dijadikan sebagai jawaban tepat untuk mengatasi permasalahan kesehatan mental yang sering dialami pekerja. Salah satu tantangan terbesar WFH adalah terbatasnya sosialisasi dengan rekan kerja langsung. Padahal, menurut Jane, aspek penting kesehatan mental yang sering terabaikan di lingkungan kerja jarak jauh adalah interaksi sosial. “Pekerja dengan kepribadian ekstrovert, yang senang bekerja dengan jadwal terstruktur dan membutuhkan tenggat waktu tertentu mungkin akan merasa terisolasi dan kehilangan motivasi dalam skenario WFH,” ujarnya.
Menurutnya, beberapa penelitian menunjukkan bahwa isolasi sosial menjadi faktor risiko utama berbagai masalah kesehatan mental, termasuk kecemasan dan depresi.
Oleh karena itu, penting untuk disadari bahwa bekerja dari rumah tidak selalu merupakan jawaban terbaik bagi semua orang. Sebaliknya, WFH justru memperburuk kesehatan mental sebagian pekerja. “WFH mungkin menjadi solusi untuk mengatasi tantangan kesehatan mental yang dihadapi sebagian pekerja, namun penting untuk mengidentifikasi kebutuhan individu dan memberikan dukungan yang tepat,” kata Jane.
(tst/asr)