Jakarta, Timohh News —
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) membutuhkan Rp150 triliun per tahun untuk meluncurkan program 3 juta rumah yang diusung Presiden Prabowo Subianto.
Wakil Menteri BUMN Karthika Viryoatmojo bertugas mengupayakan skema pendanaan ini.
Ia kemudian berdiskusi dengan Menteri BUMN Eric Thohir dan Menteri Perumahan dan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait.
“Emangnya kebutuhannya sekitar Rp150 triliun setahun ya Pak Nixon (CEO BTN Nixon Napitupulu)? Tentu saja, jika Tuan. Nixon harus dapat uang rakyat sebanyak itu, itu sulit,” ujarnya. dalam dialog di Menara BTN, Jakarta Pusat, Jumat (29/11).
“Jadi memang harus pembiayaan khusus, seperti obligasi atau pembiayaan luar negeri atau apalah. Kita lihat skemanya dan tentunya juga nilai dana yang bisa dibeli pembeli,” lanjut Karthika.
Pria yang akrab disapa Tiko itu juga sempat melakukan pembicaraan dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani. Dia mengatakan BTN membutuhkan jaminan untuk menghimpun dana sebesar itu.
Jadi kita sedang mencari skemanya. Saya juga sudah berdiskusi dengan Menteri Keuangan apakah BTN akan mendapat penjaminan dan sebagainya, kata Tiko.
Tiko mengaku Kemendikbud masih menggodok berbagai skema pendanaan. Selain Kementerian Keuangan, ia juga akan berhadapan dengan Bank Indonesia (BI).
Perwakilan Erick Thohir menegaskan BTN membutuhkan pembiayaan jangka panjang. Hal ini membuat program 3 juta rumah per tahun yang diusung Presiden Prabowo berhasil.
“Nanti kita lihat apakah BTN bisa menerbitkan obligasi 15 tahun dan seterusnya. Sehingga BTN bisa memiliki pendanaan sebesar Rp 150 triliun per tahun. Memang tidak mudah, tapi kami sedang mencari skemanya,” jelasnya usai acara.
“Idealnya (pendanaan BTN) itu hanya ide kami, kami mengusulkan agar BTN menerbitkan obligasi dengan jaminan pemerintah,” kata Tiko.
(skt/sfr)